Waktu, sesuatu yang selalu berjalan berlalu tanpa peduli dengan apa yang terjadi pada apa yang ia lewati. Bergerak melaju dengan kecepatan yang relatif terhadap siapa yang melewatinya, ia terasa cepat bagi orang yang tak peduli padanya, ia efektif pada orang yang perhitungan terhadapnya dan ia begitu sangat cepatnya berlalu kepada yang menyia-nyiakannya dengan hal yang tak berguna. Ia tak berwujud bahkan tak dapat diindra, namun keberadaannya begitu terasa dan pengaruhnya begitu besar, namun banyak yang mengabaikannya hingga pada akhirnya ia menyesal karena tak mencoba berteman dengannya.
Waktu memiliki posisi yang tinggi dalam kehidupan, bahkan lebih tinggi dari apapun didunia ini, tak berguna kekayaan jika waktu tak didapat, tak ada kehidupan jika waktu tak tercipta. Begitu tingginya hingga sang penciptanya berjanji padanya bahwa akan rugi orang-orang yang mengabaikannya. Orang mengatakan waktu itu berputar, namun apakah benar begitu, jika memang waktu itu berputar maka suatu saat kita akan menemui kembali waktu awal kita yang dulu, namun kenyataannya waktu yang telah berlalu tak pernah kembali lagi, itu artinya ia berjalan lurus dan tak pernah kembali menoleh kebelakang.
Kita hidup berjalan sejalan dengan arah gerak waktu, waktu berlalu maka umurpun berlalu. Lalu apa yang telah kita lakukan dalam setiap detik langkahnya, apakah kita diam atau kita ikut bergerak? Apapun itu kita diam ataupun ikut bergerak, waktu akan bergerak dengan langkahnya yang sama dan tak peduli pada apa yang kita lakukan. Sehingga jika kita mau berfikir, maka pada setiap detik yang mampu kita lewati, pada setiap detik yang masih diberikan kepada kita wajib kita syukuri. Detik ini yang kita lewati adalah rizki kita yang diberikan sang pencipta pada detik sebelumnya dan satu detik kedepan adalah rizki yang masih diberikan setelah sedetik yang lalu.
Mensyukuri masa satu detik ?, kenapa begitu ?. Coba kita sedikit berfikir secara ilmiah sedikit, maka dalam waktu satu detik itu banyak hal yang telah terjadi dalam tubuh kita dan mendukung kehidupan kita, diantaranya detak jantung kita yang masih bekerja, mata kita yang masih bisa berkedip, darah kita yang mengalir, sirkulasi udara kita dalam pernafasan, bahkan otak kita yang bekerja…. semua itu bekerja dalam hitungan detik bahkan ada yang lebih cepat lagi, yaitu mata kita saat melihat benda terjadi dalam hitungan kurang dari satu detik, karena kita melihat karena menangkap cahaya dari benda ke mata kita, dan kecepatan cahaya yaitu 300.000 KM/detik. Respon otak kita, respon syaraf kita juga bekerja dalam waktu kurang dari satu detik, itulah kenapa saat kita tertusuk duri kaki kita, maka kita langsung menjerit dan tangan kita langsung memegang bagian yang sakit dalam waktu cepat dalam waktu yang hampir satu detik, jadi responnya tentu kurang dari satu detik itu. Itulah kenapa kita harusnya bersyukur pada setiap detik kehidupan, bukannya pada waktu-waktu tertentu saja….
Wujud rasa syukur atas waktu adalah bagaimana kita mampu memanfaatkannya secara baik dengan perbuatan yang baik, jadi tak akan ada tempat dan waktu untuk berbuat buruk, jika itu terjadi berarti kita belum mensyukuri nikmat waktu ini….
“Waktu akan terus berjalan meninggalkan kita, ia takkan peduli dengan keadaan kita, terjepitkah?, sedihkah?, terburu-burukah?, menyesalkah?…. karena pada dasarnya mereka ada karena kita yang membuat mereka hadir dalam kehidupan kita….”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar